TULUNGAGUNG Dhani Antara Spirit Baru.-Peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) di
Tulungagung kian tinggi. Dari total 19 kecamatan yang ada di kota marmer
ini, tujuh kecamatan diantaranya tercatat sebagai daerah rawan
peredaran barang haram tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Tulungagung AKBP Yuli Hermanto. Ketujuh kecamatan itu meliputi Kecamatan Kota Tulungagung, Kedungwaru, Rejotangan, Ngunut, Ngantru, Kalidawir serta Campurdarat. “Data itu berdasarkan hasil investigasi serta penemuan kasus yang terjadi di lapangan,” ujar Yuli, sapaan akrab AKBP Yuli Hermanto usai peletakan batu pertama Kantor BNK Tulungagung, kemarin.
Perwira polisi dengan pangkat melati dua di pundak ini mengatakan, untuk menekan angka peredaran barang haram tersebut, pihaknya sedang menggalakkan sosialisasi terkait bahaya narkoba. “Kegiatan sosialisasi dilakukan tidak hanya di daerah yang dianggap rawan saja. Namun, juga di kalangan pelajar serta pondok pesantren,” katanya.
Menurut Yuli, kalangan pelajar maupun lingkungan pondok pesantren saat ini juga menjadi target para pelaku narkoba. Yakni sebagai sasaran untuk mengendarkan barang-barang haram tersebut.
“Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, usia remaja menduduki peringkat pertama sebagai pengguna narkoba.” terangnya.
Untuk menekan peredaran narkoba di masyarakat, pihaknya berharap peran serta masyarakat agar lebih kooperatif. Artinya, warga tidak segan untuk memberikan informasi kepada petugas BNK maupun aparat kepolisian. Bahkan, dalam waktu dekat ini pihaknya bakal menggelar operasi penertiban bersama petugas kepolisian. Targetnya adalah daerah-daerah rawan tersebut. “ Sebagai wujud perang terhadap narkoba, jangan segan untuk melaporkan kepada kami. Sebab, untuk memeranginya diperlukan peran serta masyarakat,” papar Yuli.
Masih menurut Yuli, angka terbesar peredaran narkoba di Tulungagung, masih didominasi narkoba jenis pil. Seperti, lexotan, double L dan sejenisnya. Berikutnya, urutan kedua adalah sabu-sabu. “ Tulungagung yang paling dominan berupa pil dan sabu-sabu,” pungkasnya@Rprt.Dhani Arza
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Tulungagung AKBP Yuli Hermanto. Ketujuh kecamatan itu meliputi Kecamatan Kota Tulungagung, Kedungwaru, Rejotangan, Ngunut, Ngantru, Kalidawir serta Campurdarat. “Data itu berdasarkan hasil investigasi serta penemuan kasus yang terjadi di lapangan,” ujar Yuli, sapaan akrab AKBP Yuli Hermanto usai peletakan batu pertama Kantor BNK Tulungagung, kemarin.
Perwira polisi dengan pangkat melati dua di pundak ini mengatakan, untuk menekan angka peredaran barang haram tersebut, pihaknya sedang menggalakkan sosialisasi terkait bahaya narkoba. “Kegiatan sosialisasi dilakukan tidak hanya di daerah yang dianggap rawan saja. Namun, juga di kalangan pelajar serta pondok pesantren,” katanya.
Menurut Yuli, kalangan pelajar maupun lingkungan pondok pesantren saat ini juga menjadi target para pelaku narkoba. Yakni sebagai sasaran untuk mengendarkan barang-barang haram tersebut.
“Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, usia remaja menduduki peringkat pertama sebagai pengguna narkoba.” terangnya.
Untuk menekan peredaran narkoba di masyarakat, pihaknya berharap peran serta masyarakat agar lebih kooperatif. Artinya, warga tidak segan untuk memberikan informasi kepada petugas BNK maupun aparat kepolisian. Bahkan, dalam waktu dekat ini pihaknya bakal menggelar operasi penertiban bersama petugas kepolisian. Targetnya adalah daerah-daerah rawan tersebut. “ Sebagai wujud perang terhadap narkoba, jangan segan untuk melaporkan kepada kami. Sebab, untuk memeranginya diperlukan peran serta masyarakat,” papar Yuli.
Masih menurut Yuli, angka terbesar peredaran narkoba di Tulungagung, masih didominasi narkoba jenis pil. Seperti, lexotan, double L dan sejenisnya. Berikutnya, urutan kedua adalah sabu-sabu. “ Tulungagung yang paling dominan berupa pil dan sabu-sabu,” pungkasnya@Rprt.Dhani Arza
0 komentar:
Posting Komentar