Arzaquna FM News :
Home » » Sisi Trenggalek yang Menakjubkan

Sisi Trenggalek yang Menakjubkan

Sabtu, 09 Juni 2012 | 0 komentar

Dhani Antara Spirit Baru.Kabupaten Trenggalek dengan luas wilayah 126.140 Ha menyimpan potensi wisata yang cukup eksotis untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Goa Lowo
Beberapa obyek wisata yang cukup dikenal di kota yang memiliki penduduk sekitar 800 ribu jiwa ini, diantaranya Goa Lowo, pantai pasir putih Prigi, pantai Karanggongso, Pelang, Damas, Konang dan Blado, yang masih cukup perawan di pesisir pantai selatan.
Salah satu obyek wisata di kota Trenggalek yang cukup memiliki potensi wisata menarik adalah obyek wisata Gua Lowo. Disamping mengagumi keajaiban alamnya, gua lowo juga menyimpan berbagai misteri.
Gua Lowo terletak di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, kurang lebih 30 km dari Kota Trenggalek, dan sekitar 30 km dari Kota Tulungagung, atau kurang lebih 180 km dari Kota Surabaya ke arah pantai selatan tepatnya ke arah Pantai Prigi Kecamatan Watulimo. Tempat yang strategis dan mudah dijangkau karena satu jalur dengan obyek wisata Pantai Prigi, membuat Goa Lowo makin mudah dijangkau pengunjung.

Begitu tiba di Gua Lowo pengunjung akan disambut suasana udara pegunungan yang sejuk dengan aroma hutan jati yang khas, karena lokasi Gua Lowo dikelilingi hutan jati yang rimbun. Dari tempat parkir menuju mulut gua, jalan yang sudah dipaving bersih membelah di antara teduhnya pepohonan kayu jati.
Begitu melewati mulut gua, kita langsung disambut ruang gua pertama yang sangat luas bagaikan aula. Langit - langit gua setinggi kurang lebih 20-50 meter, lebar gua sekitar 50 m. Mulai dinding gua dipenuhi dengan panorama dan beraneka macam bentuk alami yang menakjubkan.

Keindahan dinding gua dengan stalagtit dan stalakmit di sana sini, semakin terlihat artistik ditambah pancaran sinar yang sedemikian rupa menambah warna semakin menarik membuat pemandangan yang menakjubkan.
Berdasarkan survei ahli gua Mr. Gilbert Manthovani dan Dr. Robert K Kho tahun 1984, Gua Lowo dinyatakan sebagai gua alam terbesar di Asia Tenggara, bahkan di Asia, dengan panjang gua 800 meter dengan rata - rata terdapat 9 (sembilan) ruang utama dan beberapa ruang kecil.
KISAH PENEMUAN
Kisah ditemukannya Gua Lowo itu sendiri cukup unik untuk disimak. Berawal dari kisah seorang bernama Lomedjo yang masuk hutan mencari tempat untuk melaksanakan semedi. Ia menemukan gua kecil yang dianggap cocok untuk bertapa, yakni sebuah gua dekat dengan kedung yang berwarna kebiru-biruan.
Pada akhirnya gua tersebut dinamakan Kedung Biru. Letak Kedung kurang lebih 600 meter timur laut Goa lowo. Petilasan ini ternyata sampai saat ini masih digunakan orang - orang untuk bertapa. Hal ini terlihat dari bekas - bekas peralatan tertinggal di gua Kedung Biru.

Dari hasil upaya puasa, semedi dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, akhirnya Lomedjo mendapatkan hasil. Mbah Lomedjo mendapat mimpi bahwa sekitar tempat dia bertapa ada sebuah gua besar tempat bersembunyinya hewan - hewan buruan dengan aman.
Suatu ketika, diketemukan mulut gua yang besar, gelap dipenuhi kelelawar dengan bau yang menyengat hidung. Tanpa disadari masyarakat selalu menyebut gua dengan Guo Lowo (Goa Kelelawar). Hingga sekarang gua tersebut bernama Guo Lowo, pertapaan Kedung terletak 600 m timur Goa Lowo

OBYEK WISATA MENARIK

Mengagumi keindahan Goa Lowo dengan warna warni stalagtit dan stalagmit, di suasana alam lingkungan gua yang sejuk dan asri itu, sebenarnya
Pemerintah Kabupaten Trenggalek sejak tahun 1984 berupaya untuk mempromosikannya sebagai salah satu obyek wisata menarik kota itu. Kendatipun demikian keterbatasan dana dan situasi yang kurang menunjang saat itu, maka pengembangannya sangat lamban sehingga belum banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan.

Gua yang besar dan panjangnya kurang lebih 800 meter itu kini telah dilengkapi sarana penerangan listrik dan jalan buatan, sehingga mudah bagi pengunjung untuk bertualang di dalamnya dan menikmati bermacam bentuk artistik pahatan alam dari stalagtit dan stalagmit. Suasana sejuk dan segar karena air bersih yang gemercik mengalir di bawah gua, membuat suasana nyaman dan damai.
Di luar gua telah dibangun dan dilengkapi arena bermain anak - anak. Berbagai suguhan musik juga sering ditampilkan sebagai penghibur pada saat masyarakat menikmati liburan. Untuk menuju ke sana, selain menggunakan kendaraan pribadi, masyarakat biasanya naik angkutan umum dari kota Trenggalek ke Durenan kemudian ke Goa Lowo.
Misterius Sekaligus Mencengangkan

Tampak cukup misterius. Itu adalah kesan yang pertama kali dirasakan ketika seseorang baru pertama kali mengunjungi Goa Lowo. Rumah bagi ribuan bahkan jutaan kelelawar ini memang menampilkan sisi eksotisme yang kental dan penuh mistis. Goa yang belum banyak terjamah oleh manusia.

Goa ini memang belum tereksplorasi secara menyeluruh. Panjangnya hampir 2 km dan belum dapat tercover pembangunan secara maksimal. Sungai bawah tanah sudah tampak sejak dari mulut goa, hingga batas akhir kavling terakhir. Ujung aliran sungai ini pun belum terlihat bahkan saat disusuri hingga di kavling terakhir, menjadikan goa ini terasa sangat misterius. Debit aliran sungai bawah tanahnya cukup deras, membuat kita menerka goa ini kemungkinan masih panjang lagi. Airnya banyak dimitoskan mampu menjadikan siapa yang mandi atau membasuh muka, akan menjadi awet muda.

Berbagai macam bentuk stalagtit dan stalagmit dengan berbagai ukuran menghiasi dinding gua ini. Kecepatan pembentukan stalagtit dan stalagmit adalah berkisar 1 cm per tahun, maka dapat dipastikan gua ini sudah berusia ribuan tahun. Yang menarik dan khas dari gua yang terdapat tepat di bawah hutan jati ini, yakni keberadaan sarang kelelawar pada salah satu kompartemen goanya.

Kelelawar, yang dalam bahasa jawa disebut 'lowo' ini menggantung di atap-atap gua dengan jumlah yang sangat banyak. Memberikan suatu sensasi yang mengerikan sekaligus menakjubkan. Satu hal yang tidak dapat dilupakan ketika melewati kompartemen ini, yakni bau dari kotoran kelelawar yang cukup tajam dan menusuk hidung. Terasa sangat khas & tidak bisa dilupakan.

Terlihat gundukan hitam bagaikan kolam pasir halus yang terdapat tepat di bawah lantai gua, tempat dimana kelelawar bersarang. Itu memang bukan pasir hiotam, namun gundukan kotoran kelelawar yang telah mengendap di lantai gua selama beratus, bahkan ribuan tahun lamanya. Mungkin terasa sangat menjijikkan, tetapi terdapat rasa takjub melihat hal yang tak biasa dilihat sehari-hari.

Sebagaimana kisah sejarah penemuan dari gua ini yang terasa cukup unik dan nyeleneh, Gua Lowo Trenggalek memang menyajikan eksotisme yang terasa lain, daripada gua-gua lainnya di Indonesia. Misterinya memang masih belum terungkap. Jika Anda merupakan seorang pecinta panorama alam atau seorang penikmat gua sejati, Anda belumlah lengkap bilamana belum berkunjung dan merasakan sensasi gua ini.@Report Dhani Arza
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Alley Kurnia | Dhani Antara
Copyright © 2011. Arzaquna FM - Arzaquna FM
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger