Arzaquna FM News :
Home » » Menjaga Kualitas Iman

Menjaga Kualitas Iman

Kamis, 21 Juni 2012 | 0 komentar

Dalam kehidupan dunia ini kita harus berhati-hati dengan sosok makhluk Allah yang selalu ingin menjerumuskan manusia yaitu iblis yang dendam kepada manusia sejak zaman Adam. Iblis telah banyak menjerumuskan manusia diantaranya menipu Nabi Adam A.S. sehingga keluar dari syurga,  Habil mati teraniaya dibunuh oleh Qabil dengan sebab hasutan iblis.
Nabi Ayub A.S. ditipu asap racun pada waktu sujud di dalam shalatnya hingga begitu lama menanggung sengsara, Nabi Daud A.S. dengan perempuan pahlawan Urya serta Nabi Sulaiman A.S. meninggalkan kerajaannya karena iblis menyamar sebagai iste­rinya untuk melarikan cincin nya, demikian juga beberapa nabi-nabi yang lain, serta para ulama yang telah menanggung kesengsaraan dan penganiayaan oleh perbuatan iblis.
Iblis bukan hanya sosok makhluk fiktif, tapi dia benar-benar ada sebagaimana yang telah diinformasikan oleh Allah melalui kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dan kita sebagai umat Islam harus percaya itu..
Iblis telah mengganggu manusia sejak zaman Adam, tidak hanya Adam, para Nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad sering mendapat gangguan darinya.
Kalau Nabi Allah saja menjadi sasaran iblis untuk digoda dan dijauhkan dari Allah apalagi kita yang hanya manusia biasa.
Tetapi beruntunglah ummat Muhammad SAW dimana telah mendapatkan informasi tentang tipu muslihat Iblis yang hendak dilaksanakan pada bani Adam. Diantaranya menggoda manusia untuk enggan melaksanakan ibadah shalat. Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT, dan iblis tahu itu maka dia akan selalu menggoda manusia agar tidak bisa menjalankan perintah Allah tersebut. Oleh karena itu apabila sudah tiba waktunya shalat, terutama shalat wajib, mari kita mantapkan niat menjalan­kan kewajiban kepada Allah dan kita kalahkan Iblis laknatullah yang tiada henti-hentinya menggoda manusia.
Tidak hanya itu, teman-teman Iblis adalah Pemakan riba, pezina, orang mabuk, pencuri, tukang sihir, orang yang bersumpah cerai, orang-orang yang meninggalkan shalat.

Melakukan Perubahan Dengan Menata Kehidupan
Melihat kenyataan bahwa kehidupan kita tidak lepas dari ujian dan cobaan dan bahkan godaan syaitan yang selalu mengincar kita apapun aktivitas yang kita jalankan maka apa yang perlu kita lakukan, kita harus melakukan perubahan yang nyata pada diri kita, lingkungan kita, dimana saja kita berada.
Mengubah perilaku ternyata tidak cukup hanya dengan contoh, akan tetapi kita juga harus mau mendidik, melatih, dan membina secara sistematis, berkesinambungan, dan terus menerus. Proses ini merupa­kan bagian dari perubahan. Pendidikan merupakan media yang sangat efektif untuk melakukan perubahan.
Oleh karena itu, daripada membeli barang-barang di rumah yang mahal-mahal dan tidak terlalu diperlukan, lebih baik uangnya digunakan untuk mendidik anak, melatih anak kita supaya mampu hidup lebih baik. Penghasilan kelurga yang didapat hendaknya dikumpulkan supaya anak-anak bisa belajar terus menerus, bisa berlatih terus menerus dan bisa terdidik terus menerus. Prioritas keluarga diera sekarang yang penting adalah bukan membeli barang-barang yang bagus, yang terpenting adalah bagaimana agar anak-anak punya ke­sempatan untuk terus mendapatkan pendidikan yang memadai.
Subhanallaah, demikian indahnya kebersamaan sebuah keluarga yang memiliki komitmen yang luar biasa akan pen­tingnya pendidikan. Disamping mendidik dan melatih, maka semestinya kita buat pula aturan atau sistem. Buatlah aturan di rumah kita, di kantor kita, di organisasi kita, atau dimana pun agar orang lain bisa terbantu untuk berubah sesuai yang diinginkan. Suatu sistem akan segera hancur berantakan jika tidak memiliki aturan main. Jalan raya yang tanpa aturan, akan kacau balau, macet dimana-mana. Setiap orang berebutan, saling mendahului, dan berhenti dimana saja. Tanpa aturan, semua berantakan. Karenanya semua harus ada aturannya.
Di dalam rumah tangga yang tidak memiliki aturan main yang benar, yakin sekali rumah tangga yang semacam ini akan segera hancur. Anak tidak dididik agama secara serius, ibadah dibiarkan semaunya, dan tidak diberi contoh yang benar oleh orang tuanya. Saat-saat bersama di rumah tidak ada aturannya. Tidak punya aturan yang real bagaimana mendidik anak menjadi lebih baik. Maka rumah tangga yang tidak punya komitmen untuk sebuah aturan bahkan lagi tidak tahu aturan, akan cenderung saling menyakiti, saling melukai, dan saling menghancurkan.
Tegakkanlah aturan yang adil, yang dibuat atas kesepakatan bersama. Lingkungan kerja kita harus merupakan sistem yang kondusif yang dapat membantu orang berubah menjadi lebih baik. Seperti yang kita jalani, haruslah terjadwal jam berapa baca Al Qur’an, jam berapa bersama memecahkan masalah, jam berapa bertukar pikiran, jam berapa harus bersilaturahmi, jam berapa harus bercengkerama, dan lain se­bagainya. Kita harus membuat aturan yang jelas. Yakinlah bahwa rumah tangga yang tidak punya aturan, tidak punya sistem yang bagus, lambat laun akan berantakan dan menderita.
Sama saja dengan perusahaan atau lembaga yang pegawainya jarang shalat, aturan tidak ditaati, pimpinan tidak memberi contoh yang baik, bersiap-siaplah untuk segera gulung tikar.
Kondisi negara kita saat ini pun demikian, kehilangan contoh suri tauladan, pendidikan SDM-nya tidak jelas mau dibawa kemana, sistemnya juga berantakan, dan sebagian lagi, ibadahnya juga semrawut. Ja­ngan heran jika yang kita dapati adalah derita demi derita, kehinaan demi kehinaan, nau­dzubillaah.
Karena itu, kekuatan ibadah, kekuatan do’a, kekuatan munajat harus menjadi senjata untuk mengubah anak-anak, juga teman-teman kita menuju arah kebaikan. Tegakkanlah di rumah tangga kita aturan dengan baik, panjatkan pula do’a secara terus menerus, melimpah dari lisan kita. Bantu agar orang lain menjadi lebih baik. Buat aturan yang benar, kondusif, dan pastikan diri kita jadi contoh. Mudah-mudahan hidup yang cuma sekali ini bisa bermanfaat de­ngan mengubah orang lain menuju kebaikan.
Mudah-mudahan kita semua dapat mengevaluasi diri masing-masing. Hidup cuma sekali, kenangan terindah bagi anak-anak kita adalah kepribadian ayah ibunya yang benar-benar mulia. Kenangan terindah bagi masyarakat di sekitar kita adalah kearifan diri kita. Jangan sampai orang sibuk membicarakan contoh keburukan pribadi kita, naudzubillaah.
Dengan menata kehidupan dan menginternalisasikan sistem yang bernuansa religius dalam tatanan kehidupan yang kita jalani InsyaAllah kita benar-benar bisa membuktikan kua­litas ke­takwaan kita kepada Allah SWT. []*) M. Triono Al Fata, S.Th.I, M.Pd.I adalah Guru MTsN Model Trenggalek dan Dosen STIT Sunan Giri Trenggale@Rprt.Dhani Arza
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Alley Kurnia | Dhani Antara
Copyright © 2011. Arzaquna FM - Arzaquna FM
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger